Halo Hola Sahabat mitraklinik dimanapun berada… senang sekali dapat berbagi informasi kepada  para pengunjung blog ini.

Setelah libur panjang kemarin, bagaimana kabarnya? tambah segar & bergairahkan ?

Kami senang sekali liburan sebentar lagi selesai,berarti kita harus kembali beraktivitas dan berkarya.

Dalam kesempatan ini kami ingin berbagi mengenai bagiaman sistem bagi hasil kepada mitra jika kita melakukan usaha secara patungan. Banyak pengunjung blog ini bertanya bagaimana bagi hasil yang layak untuk usaha mendirikan klinik jika modalnya patungan, atau mpdalnya di beri oleh investor atau diberikan kepercayaan untuk mengelola tempat dsb..

Senang sekali rasanya mendengar itu semua, berarti sekarang banyak sahabat di luaran sana memunyai minat untuk membuka klinik layanan kesehatan, berarti hambatan utama yang menjadi penghalang untuk berusaha yakni mental blok tidak mempunyai modal untuk membuka usaha telah banyak terpecahkan. Ternyata untuk memulai usaha tidak harus mempunyai modal sendiri, ternyata banyak  orang yang mempunyai uang di luaran sana berani mengambil resiko mempercayakan uangnya untuk di investasikan ke dalam pembuatan klinik kesehatan. Bagaiamana dengan anda sahabat yang membaca tulisan ini? sudah mulaikah anda mendekatkan diri kepada pemilik modal/uang agar mereka mempercayakan uangnya untuk anda kelola dan anda investasikan untuk mendirikan klinik kesehatan?

Jika anda yang telah mempunyai mitra untuk mendirikan klinik kesehatan kami ucapkan selamat, karena prospek bisnis klinik kesehatan ini semakin cemerlang, karena masyarakat kita sudah banyak yang teredukasi dan merupakan masyarakat cerdas yang banyak mengenyam pendidikan tinggi setara sarjana. Semakin banyak orang teredukasi maka semakin banyak orang sadar akan kesehatannya, mereka tidak berobat lagi ke pengobat tradisional seperti dukun dsb, tetapi mereka akan lebih banyak mencari hal-hal pengobatan yang telah mempunyai bukti /ada hasil penelitian medisnya.  selain dari faktor edukasi, ada faktor lain penunjang yakni faktor perekonomian masyarakat kita semakin naik, ini terbukti bahwa pendapatan perkapita di Indonesia sudah menebus US 3000 pertahun atau rata-rata pendapatan penduduk indonesia sebesar 2 juta sebulan. Maka semakin besar income suatu penduduk maka semakin bijak mereka menggunakannya/membelanjakannya. Mereka akan teliti dalam membelanjakan uangnya. Terlebih lagi sekarang banyak perusahaan yang menjamin para karyawan dan keluarganya untuk masalah kesehatannya, sehingga setiap kali berobat maka perusahaan tempat dimana mereka bekerja akan ikut campur dalam hal pembayarannya. Dan ada lagi kebijakan pemerintah Indonesia dalam menjamin rakyatnya dalam UU SJSN ( Sistem Jaminan Sosial Nasional ) dimana ada jaminan kesehatan untuk penduduk Indonesia. Maka di tahun – tahun mendatang usaha klinik kesehatan akan selalu sebagai primadona.

Kembali ke awal pembahasan kita, banyak pengunjung blog ini bertanya bagaimana menentukan bagi hasil yang layak dalam suatu usaha jika dilakukan secara besama-sama? Menurut pendapat kami dari banyak sumber bacaan, dan pengalaman kami, dalam suatu usaha hasil akhir yang diharapkan adalah langgeng dan mendatangkan keuntungan baik bagi pemodal, pelaksana, pelanggan dan masyarakat di sekitar usaha ini berdiri. Jadi dalam memulai usaha lebih baik fokus untuk menang bersama. Menurut kami bagi hasil yang adil akan mendatangkan kelanggengan dan kemajuan suatu usaha tersebut, maka sebaiknya dalam memulai usaha jangan pernah menang sendiri. Bagi hasil yang baik menurut kami adalah bagi hasil yang mendatangkan kepuasan para pihak pemegang kepentingan. Bagaimana agar semua pihak terpuaskan?  Menurut kami jika ada itikad baik untuk menang bersama akan menimbukan suatu kepuasan dalam berusaha.  Bagaimana menurut pendapat anda lebih enak mana membagi kue besar atau membagi kue kecil? Kami yakin akan selalu lebih enak membagi kue yang besar, karena kue besar itu akan dibagi dengan potongan2 lebih banyak daripada kue kecil, jika faktor pembaginya sama.

Trus bagaimana secara berhitungnya?

Suatu bisnis itu membutuhkan biaya dalam menjalankannya yakni ada komponen:

1. biaya tempat/properti untuk bisnis itu jalan,

2. biaya investasi untuk merenovasi,membeli alat/perabot,dll

3. biaya modal kerja untuk membeli stok,membayar gaji, membayar atk,listrik air dll.

Selain 3 komponen itu, selain modal yang tampak ada satu lagi modal yang tidak tampak yakni modal pengetahuan,keterampilan dan goodwill (namabaik)  dalam mengelola suatu  bisnis

Jadi untuk membuatnya adil lebih baik semuanya dihitung secara nominal dalam rupiah, kemudian dihitung siapa saja yang memberikan modal itu dan prosentase dari keseluruhan total moda yang disetor. Setelah hitungan itu jelas maka diestimasikan berapa lama keseluruhan modal itu akan kembali. Sedangkan utk  modal goodwill/keterampilan tersebut jika dirupiahkan akan menjadi modal kerja yang setiap bulannya akan dibayarkan secara profesional kepada pemilik keterampilan tersebut. Besarannya ini harus di hitung secara cermat disesuaikan dengan target hasil/labanya dan dihitung dengan harga pasaran setempat.

Setelah keseluruhan investasi itu kembali, maka kita akan menghitung ulang bagi hasil yang baik antara pemilik tempat, pemilik keterampilan,dan pemilik uang yang telah di investasikan terdahulu sehingga bisnis itu jalan dan berhasil. Menurut kami lebih baik porsinya sesuai dengan jumlah  komponen 3 hal tersebut: 1/3 untuk pemilik tempat, 1/3 untuk pemilik modal /uang, dan 1/3 untuk pemilik keterampilan. Jika ke 3nya saling senang maka bisnis itu akan lebih langgeng dan saling memberikan manfaat ke pelanggan dan masyarakat disekitarnya.

Bagiamana menurut anda, lebih enak membagi kue besar atau kue kecil?

Kue besar akan mudah tercipta jika semua komponen itu bekerja secara sungguh-sungguh dan mempunyai hak dan kewajiban yang dijalankan secara baik. Dan sekali lagi ini semua hal tersebut diatas adalah menurut pendapat kami untuk menciptakan bisnis yang langgeng dan jaya, Jadi kita  harus memperhatikan semua komponen agar senang dan puas.

Demikian tulisan kami semoga dapat bermanfaat bagi anda yang sedang melakuakan proses negosiasi bagi hasil, Sekali lagi menurut data statistik suatu bisnis 80% akan gagal di tahun pertama, dan 20% nya akan bertahan sampai 5 tahun, kemudian setelah dalam 5 tahun tersebut dari 20% yang bertahan tersebut, 80 % nya akan gagal, dan hanya tinggal 20% yang bertahan, jadi menurut statistik bisnis yang bertahan selama lebih dar 5 tahun hanya ada 4%. Jadi Lebih baik merenanakannya secara baik dan itikad baik sehingga semua pihak akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan bisnisnya.

Terimakasih atas waktu anda untuk membaca tulisan ini dan semoga sukses

Salam berbagi pasar !

Maulana Adrian

Tanya kami